ini dikutip dari www.wendyismy.name
Tahap-Tahap Sintesis Protein
Sintesis protein dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu transkripsi  dan translasi. Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan  mRNA dari DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju  ribosom. Setelah itu, proses translasi, yang meliputi penerjemahan dan  perangkaian asam amino, berlangsung di ribosom.
1. Transkripsi – Pemindahan informasi dari DNA ke mRNA
Transkripsi sebagaimana sudah disinggung sedikit di atas merupakan  serangkaian tahapan pembentukan mRNA dari DNA. Proses ini sebenarnya  merupakan awal mula informasi pada DNA dipindahkan menuju protein pada  makhluk hidup.
Transkripsi diawali dari pemutusan ikatan H pada DNA oleh  protein-protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya  rantai DNA pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA  polimerase melekat ke daerah yang dinamakan dengan promotor. RNA  polimerase selanjutnya melakukan sintesis molekul mRNA dari arah 3′ DNA,  sedangkan pada mRNA dimulai dari ujung 5′ menuju 3′.
Dari kedua rantai DNA, hanya salah satu rantai yang akan  diterjemahkan menjadi mRNA. Rantai DNA yang diterjemahkan menjadi  protein dinamakan dengan rantai sense atau DNA template atau DNA  cetakan, sedangkan rantai pasangannya dinamakan DNA antisense. Dari DNA  template inilah mRNA akan membentuk rantai berpasangan dengan basa-basa  yang ada pada DNA sense. 
Komponen untuk pembuatan mRNA terdapat dalam bentuk nukleotida  triposfat, seperti ATP, GTP, UTP, dan CTP. Fungsi dari RNA polimerase  adalah mengkatalis reaksi penempelan nukleotida triposfat sehingga  terbentuk rantai. Energi yang digunakan untuk menjalankan reaksi  tersebut berasal dari masing-masing nukleotida triposfat yang kaya akan  energi.
Pada saat sintesis mRNA berakhir, terdapat sebuah penanda terminasi  yang bertugas untuk menghentikan sintesis mRNA. mRNA yang terbentuk  selanjutnya akan dipindahkan dari inti menuju ribosom, kemudian  diterjemahkan menjadi protein di ribosom. 
Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA,  artinya mRNA yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut disebabkan  karena pre-mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu rangkaian kodon  yang tidak bisa diterjemahkan menjadi protein. Intron ini sangat banyak  pada DNA eukariotik. Bagian yang akan menjadi mRNA matang dinamakan  dengan ekson. Ekson mengandung informasi yang akan diterjemahkan menjadi  protein.
Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing mRNA.  Proses splicing berguna untuk membuang bagian intron yang secara  genetik tidak mengandung informasi terkait asam amino. Splicing terjadi  sebelum mRNA dikeluarkan dari inti sel.
2. Translasi – Penerjemahan mRNA Menjadi Protein
Setelah mRNA matang (fungsional) terbentuk, proses yang harus  dilakukan adalah keluarnya mRNA dari inti sel menuju ribosom, baik itu  di RE ataupun di sitoplasma. Proses translasi sebenarnya dibagi menjadi  tiga tahapan utama, yaitu:
a. Inisiasi
Setelah sampai diribosom, mRNA akan menempel pada subunit kecil  ribosom (30 S) lewat ujung 5′. Pada saat yang bersamaan, tRNA menempel  pada subunit besar ribosom (50 S). Proses tersebut akan menyebabkan asam  amino Metionin dengan kodon AUG menjadi asam amino pertama yang  menempel pada ribosom. Hal penting yag perlu diingat adalah bahwa asam  amino metionin merupakan asam amino yang selalu pertama kali menempel  pada ribosom saat sintesis protein. Hal tersebut berkaitan dengan adanya  kondon start, yaitu AUG (Metioinin), yang merupakan kode untuk proses  perangkaian asam amino (sintesis protein sebenarnya) dimulai.
b. Elongasi (Pemanjangan rantai protein/polipeptida)
Setelah proses inisiasi selesai, proses selanjutnya adalah  penerjemahan kodon triplet dan penempelan asam amino sehingga membentuk  rantai. Penerjemahan kode ini akan diikuti pengikatan asam amino sesuai  kodon oleh tRNA yang kemudian dibawa ke kompleks ribosom dan digabungkan  dengan asam amino yang sudah ada sebelumnya. Proses tersebut akan  berlangsung sampai munculnya kodon terminasi.  
c. Terminasi (Sintesis berhenti)
Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon UAA,  UAG, atau UGA. Kodon-kodon tersebut bukan pengkode asam amino, merupakan  kodon yang memerintahkan untuk penghentian sintesis protein. Faktor  pelepas akan menempel pada ribosom setelah pembacaan kodon stop. Faktor  pelepas tersebut menyebabkan terlepasnya mRNA dari ribosom, selanjutnya  diikuti dengan pemisahan subunit besar dan kecil ribosom.
Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein  (rantai polipeptida) yang masih belum fungsional. Untuk menjadi  fungsional, protein harus dimodifikasi di badan golgi sesuai kebutuhan  sel.

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar